Kenyataan Fiksi

Saya mencintai kamu. Terimakasih telah datang di kehidupan Saya. Terimakasih telah membuat saya bahagia. Kamu telah ditakdirkan bertemu dengan saya. Membawakan perasaan berbunga-bunga itu ke saya. Membawa perasaan nyaman itu ke Saya. Saya mencintai kamu. Saya tidak tahu kenapa. Itu mengalir begitu saja. Tiba-tiba saja Saya sadar Saya mencintai kamu. Ini bukan matematika. Jangan kamu tanya kenapa. Saya mencintai kamu. Saya mencintai dia. tetapi saya mencintai kamu. Titik.

Saya mencintai kamu. Itu kamu katakan ketika kita ada di balkon depan kamar kamu. Menghabiskan entah sabtu malam yang ke berapa sejak kita bertemu. Saya mencintai kamu. Kamu ulangi lagi kata-kata itu. Saya tidak tahu kenapa kamu mencintai saya. Padahal kita sering bertengkar. Kita terlalu sering bertengkar. Apapun kita pertengkarkan. Saya yang suka protes karena lebih suka melihatmu memakai rok dibandingan celana. Ataupun kamu yang selalu protes dengan kumis Saya. Mengganggu. Disaat kita melepas rindu. Kata kamu.

Malam semakin malam. Dengan kamu mencoba tidur dan saya menemani di sisi peraduanmu. Hingga dirimu terlelap. Saya kecup keningmu serta saya nyanyikan sebuah lagu. Untuk dia.
Dan saya berlalu dari kamarmu.  Dan saya berlalu dari hatimu.

Saya tetap tidak mencintai kamu.



*terinspirasi oleh 'early express'nya Lipstik Lipsing dan Novel Jombo di adegan ketika Doni menemani Asri tidur sambil menyanyikan sebuah lagu.