Saya seharusnya sudah tidur

Saya seharusnya sudah tidur. Karena Saya belum sedikitpun tidur sejak.. Eummm.. Kemarin pagi. Hari ini. Pagi hari tadi. Saya sebenarnya sudah hampir terlelap di kamar kontrakan Saya sebelum sms dari kepala seksi Saya akhirnya menyadarkan Saya. "Tolong ke kantor. Ada laporan yang harus diselesaikan." Ow. Crap. Bergegas Saya ambil handuk. Di kamar mandi. Saya perlu waktu sekitar 25 menit memandangi bak berisi air dingin untuk memutuskan bahwa Saya hanya perlu cuci muka, sikat gigi, dan sedikit membasahi rambut untuk membuat Saya tetap ganteng seperti biasanya. Bahkan sedikit deodorant makin menambah kegantengan Saya.


Malamnya Saya ingin tidur cepat. Namun mata Saya terganggu oleh sebuah paket di samping tempat tidur. Ah, Saya ingat itu paket. Itu paket yang berisi 2 novel karya 'Adhitya Mulya' yang Saya pesan. Novel yang sebenarnya sudah pernah Saya baca. Tapi tetap Saya beli juga. Meskipun bekas. Susah sekali mencarinya. Saya buka itu paket. Ow, ternyata ada 3 buku. Di buku yang paling bawah ada novel 'Test Pack' nya Ninit Yunita. Setahu Saya dia itu istrinya si Adhitya Mulya. Ah, semoga Saya benar. Ada memo tertempel di sampulnya. 'ini bonus, free of charge' hehe. Baik bener ini mbak Citra sang penjual buku bekas.


Novel itu Saya baca. Pertama dengan tidak selera. Karena Saya rasa itu novel untuk wanita. Makin lama Saya tertarik. Ternyata isinya tidak biasa. Jago juga ini Mbak Ninit nulis. Suami istri benar-benar jago nulis. Itupun kalau dugaan Saya tadi benar kalau mereka suami-istri.

Novelnya tentang kisah suami-istri. Sang suami Psikolog untuk pernikahan. Si istri adalah pengacara yang jago mengurus perceraian. Ironis. Di saat sang suami mati-matian berusaha agar pernikahan seseorang tidak bubar. Sang istri berusaha agar perceraian kliennya cepat terjadi. Ini sama saja pernikahan antara Pegawai pajak dengan konsultan pajak. Yang satu mati-matian memaksimalkan penerimaan negara. Yang satu berusaha meminimalisir penerimaan negara. Nabrak.

Komitmen itu ternyata tidak penting yah. Apa buktinya ? Kamu perlu bukti? Bukankah suatu hubungan itu dimulai dengan sebuah kalimat singkat,
"saya mencintai kamu."

Lalu kenapa tidak bisa diakhiri dengan kalimat sedehana juga.
"Saya tidak mencintai kamu lagi"

Simpel kan. Bahkan ada lagunya.

"So why don't you go your way and I'll go mine.
Live your life, and I'll live mine.
Baby you'll do well, and I'll be fine.
Cause we're better off,
separated."
(Usher-Separated)



Ah, saya seharusnya sudah tidur ini. Sok dewasa sekali Saya ini yah. Pacar saja tidak punya.


"When a couple divorce, I couldn't help but wonder... Do they forget the day when they fell in love? "
--Arista Natadiningrat,pengacara--